Tuesday 6 August 2013

Pentingkah orang tua meluangkan waktu untuk anaknya??

Pertanyaan inilah yang sering muncul di benak saya, dan mungkin juga di benak anda semua. Seberapa pentingkah orang tua meluangkan sedikit waktunya untuk anaknya?
Ada mungkin yang bilang sangat penting, dan adapula yang bilang mungkin tidak teralu penting asalkan anak itu merasa menikmatinya. Kalau menurut saya waktu dengan sang anak itu sangat amat penting untuk orang tua. Itu berguna untuk menjaga komunikasi antar anak jadi kita tahu dengan siapa dia berteman, sedang sibuk mengerjakan apakah dia, apa saja masalah yang ia hadapi sekarang ini.
Saya juga jadi teringat sebuah cerita yang berhubugan dengan hal ini, yang  dibuat teman saya dan dishare disebuah situs jejaring sosial.

Ceritanya seperti ini :

Pada suatu hari ada seorang ayah yang akan berangkat bekerja disebuah kantor ternama. Ayah ini kegiatannya sangat sibuk sekali, ia jarang sekali bercengkrama dengan anaknya yang umurnya kira-kira 5 tahun. Karena ia berangkat saat sang anak masih tertidur dan pulang ketika sang anak sudah tertidur. Di suatu pagi, sang anak tumben sekali sudah bangun ketika sang ayah akan berangkat bekerja. Lalu sang anak mulai berbincang dengan ayahnya.

Anak : “Yah, aku boleh minta 20 ribu tidak yah?”
Ayah : “Untuk apa uang sebanyak itu, kamu kan tidak akan pergi kemana-mana buat apa uang itu?”
Anak : “Yah, boleh tidak aku meminta uang 20 ribu?”
Ayah: “Untuk apa sih, kamu meminta uang sebanyak itu kepada ayah? Sudah ayah mau berangkat ke kantor dulu” (sedikit agak membentak)

Di pagi itu sang anak gagal untuk meminta uang kepada ayahnya, yang ia dapat hanya bentakan dari ayahnya yang pagi itu buru-buru sekali pergi ke kantor. Hari pun mulai berlalu waktu demi waktu terlewati di sore itu tidak seperti biasanya sang ayah pulang ke rumah sore hari karena biasanya ia pulang malam hari. Di sore hari itu ketika sang ayah pulang, sang anak sudah menunggu kedatangannya di depan pintu. Ia mulai mengajak ayahnya untuk berbicara pada saat ayahnya sedang melepaskan sepatu.

Anak : “Selamat datang ayah”
Ayah : “Iyah” (suara agak lesu)
Anak : “Yah, aku boleh minta sesuatu sama ayah?”
Ayah : “Hmmmhh, apa itu” (suara agak malas)
Anak : “Yah,bolehkah aku meminta uang 20 ribu kepada ayah”
Ayah : “Lagi-lagi kamu minta uang 20 ribu, untuk apa uang sebanyak itu untuk kamu yang masih kecil?” (mulai marah)
Sang anak tidak menjawab pertanyaan ayahnya
Anak : “Ayah bolehkah aku meminta uang 20 ribu kepada ayah?”
Ayah : “Memangnya untuk apa kamu minta uang sebanyak itu, kamu tidak tahu apa bahwa mencari uang tidak mudah, jangan kamu sepelekan hal ini”(sang ayah mulai membentak sang anak)

Sang anak tidak menjawab apa-apa, dia hanya menunduk. Lalu tiba-tiba setelah ayahnya selesai melepas sepatu dia menarik tangan sang ayah dan mengajaknya ke kamarnya. Dibukanya bantal yang ada di tempat tidur, dan di bawah bantal tersebut terdapat uang 10 ribu. Anak itu mengambilnya, dan memperlihatkan kepada ayahnya. Wajah sang ayah semakin terlihat sangat marah.

Anak : “Yah, aku mempunyai uang 10 ribu dan bolehkah aku meminta uang 20 ribu kepada ayah?”
Ayah : “Kamu mau membeli apa? Uang sebanyak itu untuk apa? Kamu itu masih kecil tidak baik mempunyai uang banyak2 apalagi sebanyak itu” (membentak sang anak)

Sang anak tidak menjawab, dan lalu mulai bertanya kepada ayahnya.
Anak : “Ayah, aku hanya mau bertanya kepada ayah. Berapa rupiah kah waktu ayah dalam setiap jamnya?”
Ayah : “Waktu ayah perjam 30 ribu”
Anak : “Ayah, aku memiliki uang 10 ribu dan aku membutuhkan 20 ribu lagi yang aku pinta pada ayah pagi tadi. Jika ayah memberikan uang itu, aku ingin sekali membeli waktu ayah 1 jam saja, untuk bersama deganku yah, aku kangen ayah, aku ingin sekali bermain bersama ayah”

Sang ayah tidak dapat berkata apa-apa, raut wajahnya yang sangat marah kini berubah menjadi wajah penyesalan yang amat mendalam kepada anaknya. Sang ayah lalu memeluk erat hangat anaknya sambil menangis, yang ada di benaknya saat itu adalah kenapa ia terlalu bodoh untuk menyianyikan waktunya untuk bersama anaknya yang “katanya ia sayangi” dan mengorbankan seluruh waktunya untuk mencari uang dan tidak menyisakan satu jam pun untuk bersama anaknya. Di hari itu sang ayah mulai tersadar dan berfikir.

Anak : “Ayah, kenapa ayah menangis? Apakah aku berbuat salah kepada ayah,  sehingga ayah menjadi sedih?” Sekarang yah, bolehkah aku membeli waktu ayah? Aku ingin sekali bermain bersama ayah 1 jam saja yah”
Ayah : (tersenyum kecil, sambil mengusap air mata) “Tidak nak, kamu tidak bersalah. Ayah yang bersalah karena ayah sibuk dan tidak mempunyai waktu untuk bermain denganmu nak. Maafkan ayah nak. Kamu tidak harus membeli waktu ayah, karena seluruh waktu ayah akan ayah sisihkan untuk bermain bersamamu nak. Nak besok pagi kita akan bermain bersama seharian. Ayah akan menemanimu kemanapun yang kamu mau”
Anak : “Benarkah itu yah? aku sangat senang sekali yah mendengarnya, kalau Ayah itu mau bermain denganku.Terima kasih Yah. Aku sayang sekali sama ayah”
Ayah :”Iyah nak, sama-sama. Ayah juga senang sekali bisa bermain denganmu besok nak. Ayah bangga mempunyai anak yang pintar seperti kamu. Ayah juga sangat sayang kepadamu nak” (mengusap rambut anaknya)

Setelah itu sang Ayah mulai mengajak anaknya bermain bersama di dalam rumah. Selepas itu sang ayah lalu menggendong anaknya menuju kamar tidur sang anak, karena hari mulai gelap dan menidurkannya. Di kala  sang ayah  menidurkan sang anak, anak itu hanya tersenyum dan memeluk erat tangan ayahnya. Dia mengigau dan berkata "Aku sayang ayah". Sang ayah pun lalu menjawab dengan suara agak pelan dan berkata "Ayah juga sayang kamu nak". Itulah cerita singkat yang dapat saya sampaikan dalam bentuk cerita sederhana namun penuh arti.

Dari cerita di atas kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa anak itu masih sangat sekali perhatian dari kita sebagai orang tuanya. Penting sekali orang tua bisa meluangkan waktu untuk anaknya. Jangan kita terbuai dengan uang yang kita cari, dan jangan menghabiskan waktu sebagai orang tua untuk mencari uang. Karena sebenarnya uang itu adalah hanya alat pemuas saja, jangan dijadikan patokan dalam kehidupan. Yang terpenting sekarang adalah keseimbangan antar sesama manusia dan tentu saja dengan anak anda.
Artikel ini hanya segelintir problematika yang dihadapi anak dan orang tua hampir diseluruh dunia. Jadi sangat penting bagi kita orang tua untuk meluangkan waktu untuk anak kita.






0 comments:

Post a Comment