Sunday, 22 September 2013

Tanggung jawab yang besar

     
     Setiap orang kadang kala lupa akan tanggung jawab yang mereka dapatkan dan mereka hanya sibuk dengan meminta hak mereka dan tidak memperdulikan tanggung jawab mereka sendiri. Saya selalu ingat apa yang dikatakan Paman Ben (Paman Peter Parker) dalam film Spider-Man. Ia berpesan kepada Peter dalam wasiatnya yang sangat baik sekali menurut saya kepada Peter. Paman Ben berkata “Dalam kekuatan yang besar terdapat pula tanggung jawab yang besar pula” seperti itulah kiranya wasiat yang dikatakan Paman Ben saya tidak tahu secara persisnya tapi itulah yang selalu saya ingat hingga saat ini. 
     Yang dapat saya simpulkan dan mengambil garis besarnya dari wasiat itu adalah bahwa setiap orang yang mempunyai kekuatan besar ia tentunya mempunyai tanggung jawab yang besar pula akan kekuatannya itu. Bila kita ambil contoh dari kehidupan nyata pada saat ini yaitu bisa digambarkan orang yang mempunyai kekuatan yang besar itu seperti halnya orang yang mempunyai harta yang banyak dan juga mempunyai kekusasaan/tahta. Bersama harta dan kekuasaan itu terdapat tanggung jawab yang besar untuk orang yang mempunyainya.
     Tanggung jawabnya untuk menyumbangkan sebagian hartanya untuk orang-orang yang lebih membutuhkannya. Dalam Agama saya, dikatakan dalam sebuah wasiat dari Tuhan kepada utusan-Nya, dikatakan bahwa “Dalam setiap harta yang kita dapatkan terdapat pula sebagian harta orang yang lebih membutuhkan” oleh sebab itu kita sebagai orang yang mempunyai harta lebih harus menyumbangkannya kepada orang yang lebih membutuhkan, karena sebenarnya harta yang kita dapat itu hanya titipan dari Tuhan agar kita dapat menggunakannya untuk kehidupan kita dan ketika semua kebutuhkan kita sudah terpenuhi tidak ada salahnya untuk membaginya kepada orang yang lebih membutuhkan daripada kita, bukan malah bersenang-senang dan menghambur-hamburkan harta tersebut untuk hal-hal yang kurang mendatangkan manfaat untuk kita dan orang-orang disekitar kita.
     Singatnya seperti ini, kita telah diberikan hak kita oleh Tuhan dan setelah itu kita harus melaksanakan kewajiban kita setelah kita mendapatkan hak kita. Itu sedikit ulasan tanggung jawab terhadap harta, sekarang kita beralih ke ulasan tanggung jawab terhadap kekuasaan yang kita miliki. Kekusaan yang dimiliki seseorang terkadang membuat dirinya lupa untuk menggunakannya sebaik-baiknya. Anda harus ingat bahwa kekuasaan yang kita dapat tidak serta merta kita manfaatkan untuk kepentingan pribadi kita apalagi untuk merauk keuntungan dari kekuasaan ini. Itu akan berakibat sangat fatal terhadap kelangsungan karier dan kehidupan anda nantinya.
     Anda harus ingat bahwa setiap pembelian pasti ada pengembaliannya jadi berhati-hatilah dalam menggunakan kekuasaan yang anda miliki karena suatu saat apa yang anda lakukan hari ini pada orang lain, akan teralami juga kepada anda di lain kesempatan. Dua hal itu bisa dikatakan menjadi kekuatan besar yang dimiliki seseorang, masih banyak hal yang menurut saya bisa dibilang kekuatan yang besar dan semua itu memiliki tanggung jawab yang besar seperti apa yang di katakan oleh Paman Ben.



Tahap awal sebelum memulai bisnis

     Banyak orang yang ingin menjadi pebisnis dan meraup banyak keuntungan sesuai dengan yang diharapkan atau terkadang ingin jauh lebih banyak. Sebenarnya itu tidak benar dan tidak salah juga, hanya mendatangkan konsekuensi yang bisa anda tanggung nantinya. Terlepas akan hal itu, saya mempunyai dua orang kawan yang menggeluti bisnis kecil tapi dengan keuntungan yang bisa dibilang lumayan. Mereka memberikan arahan kepada saya bagaimana seharusnya sikap seorang pebisnis awal/pemula. Saya akan coba membagikan sedikit untuk anda, saran-saran yang diberikan kawan saya. 
     Saran datang dari kawan saya yang pertama, kawan saya ini lulusan suatu kampus ternama di Bogor. Dia berkata kepada saya bahwa bisnis itu adalah suatu pembelajaran bukan hanya sekedar mencari uang/keuntungan materialistis belaka. Dia juga berpesan kepada saya yang masih bodoh dan awam ini untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya dari manapun dan dari siapapun, karena ilmu itu tidak hanya di dapatkan dari sekolah/institusi pendidikan saja baik yang formal maupun informal tetapi dari manapun. Ilmu itu laksana air yang tercecer dan jatuh dari sekeliling kita dan tugas kita adalah hanya tinggal menyediakan tempat yang sangat besar dan bersih untuk menampung air-air itu hingga kelak bisa kita gunakan untuk kita sendiri ataupun dalam rangka membantu orang lain. Banyak orang yang mungkin tidak sadar akan hal ini, karena kebanyakan dari mereka hanya memandang bisnis sebagai ladang mencari uang yang amat banyak, tanpa ia tahu uang sebanyak itu akan digunakan untuk apa nantinya. 

     Maka dari itu bisnis bukanlah sekedar pemuas nafsu dan mencari uang saja, karena bila anda mencari uang saja dalam berbisnis maka bisnis yang anda jalani tidak akan berkembang dan mungkin lambat laun akan bangkrut. Tidak percaya? Lakukan sendiri dan jangan salahkan saya bila itu terjadi kepada anda. Sebetulnya banyak hal yang bisa kita dapatkan selain uang dari berbisnis. Itulah salah satu saran dan arahan dari kawan saya yang pertama. Lain halnya dengan arahan teman saya yang kedua lulusan kampus biru di salah satu universitas terkemuka di kota Yogyakarta. Dia berpesan kepada saya bahwa ketika kita memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis. Lota harus melepaskan belenggu-belenggu yang mengikat diri kita. Belenggu itu salah satunya adalah dendam dan rasa ingin dipuji, dihormati, disegani atau bahkan di elu-elukan. Kawan saya mengatakan bahwa itu semua disebut “Mental Block”. Mental Block adalah suatu rasa keinginan kita untuk mencapai seustu yang “percuma” karena untuk apa kita memendam rasa dendam dari masalah yang sudah lama berlalu memang kenyataannya semua rasa sakit yang anda rasa terkadang sukar untuk hilang dalam sesaat atau dalam waktu yang singkat tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba menghilangkannya. 
     Semuanya mungkin tidak hilang begitu saja, butuh proses, kerja keras dan tekat yang bulat untuk menghilangkannya. Kenapa semua itu harus dihilangkan? Alasannya adalah untuk membersihkan diri kita bayangkan oleh anda bila hati dan pikiran anda adalah sebuah kaca mobil yang membantu anda untuk bisa berpandangan jauh kedepan, lalu apa jadinya bila kaca mobilnya saja sudah tertutup debu tebal yang mengeras dan sukar untuk dihilangkan karena sudah lama tidak dihilangkan dan dibersihakan sehingga menghalangi pandangan anda dan pasti anda lambat laun akan menabrak sesuatu dan akhirnya jatuh terjungkal karena tidak bisa melihat dengan jelas arah jalan. Debu yang menghalangi pandangan anda itulah yang disebut “Mental Block” jika tidak segera dihilangkan debu itu akan mengeras dan sukar dihilangkan.
     Maka dari itu, bila anda ingin memulai sesuatu, baik itu dibidang bisnis atau apapun jangan didasari dan terhalang oleh “Mental Block” tersebut. Dasarilah keinginan anda itu dengan tujuan yang lebih mulia dan untuk kebaikan masyarakat sekitar anda. Butuh proses untuk menggapai semua tujuan anda. Namun itu bukanlah halangan bagi anda, Tuhan sekalipun akan sangat senang dan mendukung tujuan anda jika tujuan anda untuk hal kebaikan melalui cara-cara-Nya yang tidak bisa kita sangka-sangka. Jangan lupa untuk selalu berdo’a karena kekuatan do’a sangat kuat dibanding segalanya. Kenapa saya begitu yakin akan hal-hal yang saya utarakan disini karena saya sendiri sudah dan sedang mengalami semuanya dan memulai semuanya. Itulaha segelintir pesan dan saran yang diutarkan kawan saya. Banyak hal sebenarnya yang mereka katakana namun saya bingung untuk memilinya dan membagikannya kepada anada. Tapi saya kira beberapa hal yang saya bagikan ini seudah mampu mencakup berbagai aspek dalam kehidpun anda dan bekal untuk mencapai impian anda. Terima kasih





Cerita dari seorang sahabat

    Saya mempunyai seorang sahabat dekat yang cukup akrab degngan saya. Dia sering sekali mencurahkan isi hatinya kepada saya, ia selalu berkata bahwa saya ini adalah seorang pendengar yang baik. Sahabat saya ini adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi sederhana yang berada di Bogor, saya tidak satu kampus dengan dia. Saya berteman dengannya sejak saya masuk bangku kuliah. Ia seorang teman yang sangat baik bagi saya namun selalu diliputi oleh setiap masalah dalam kehidupannya dan terkadang ia tidak bisa menyelesesaikannya dan meminta saran kepada saya. 
     Sahabat saya ini terkadang menemui saya untuk mencurahkan keluh kesahnya dan kali ini saya akan mencoba untuk mendeskripsikannya kepada anda tapi tentu saja hal ini sudah mendapat persetujuan dari sahabat saya ini. Disuatu ketika saya bertemu dengannya dan ia mulai menceritakan tentang masalahnya yang kini sedang ia alami. Ia berkata bahwa kali ini ia sedang mengalami masalah dengan teman-temannya yang sudah cukup lama ia kenal dan menurutnya teman-temannya adalah teman-teman terbaik yang ia miliki dimana hampir semuanya bersatu melebur dalam suatu kegembiraan dan kebersamaan. Ia sering sekali memuji mereka di hadapan mereka dan kepada saya. 
 
    Ia pikir setelah selama ini mencari suatu pertemanan yang seperti halnya kekeluargaan akhirnya sudah ia temukan. Tapi sayang, semuanya itu tidak bertahan lama hanya selang beberapa bulan kemudian, ia memberitahukan kepada saya bahwa kekeluargaan yang ia bangun bersama teman-temannya ini telah berubah dan seolah-olah retak dan beberapa bagian hancur tidak berbekas. Hampir disetiap pecahan itu berkumpul masing-masing menjadi sebuah bentuk baru dan itu tidak hanya satu, tapi cukup banyak. 
     Beberapa bentuk itu berdiri sendiri, tanpa mau kembali lagi bersatu menjadi bentuk awal yang utuh dan sempurna. Entah apakah benar beberapa dari bentuk itu tidak mau kembali seperti semula atau mungkin mereka ingin namun tidak berani dan terhalangi beberapa hal lain, sehingga seperti terlihat tidak mau kembali menyatu untuk dapat kembali ke bentuk awal. Itulah menurutnya masalah yang saat ini menganggu pikirannya dan terkadang selalu terbayang keadaan dimana ia dan teman-temannya ini saling berkumpul bersama tertawa gembira melebur dalam suatu ikatan. Ia mengatakan kepada saya, ia selalu rindu akan hal itu dan selalu saja teringat kebersamaan dengan teman-temannya ketika melihat foto-foto dulu. Ia sangat sedih dan terpukul akan hal ini, ia sendiri telah mencoba untuk membuat mereka bersatu lagi, namun tujuannya ini mungkin tidak sejalan dengan apa yang dipikirkan teman-temannya sehingga sahabat saya ini memutuskan untuk berhenti melakukannya dan mencoba untuk menghormati kebijakan, kesibukan, keseharian, dan privasi masing-masing temannya. Ia berpikir mungkin inilah jalan satu-satunya, karena percuma bila tadinya suatu api yang besar tiba-tiba padam dan hanya sebagian yang menyala tidak akan berhasil untuk membuat api yang besar lagi, perlu sekali bantuan dan dorongan agar nantinya api yang kecil dapat kembali menjadi besar. 
     Saya sebagai sahabat baiknya hanya bisa membuat teman saya tenang dan mendengarkan saja. Ada satu hal yang selalu sahabat saya harapkan dari teman-temannya yaitu agar mereka kembali bersatu lagi karena kalau boleh jujur sahabat saya ini adalah orang yang menyendiri. Di rumahnya ia tidak banyak memiliki teman yang bisa dikatakan mempunyai hal yang dimiliki teman-temannya dulu. Ia begitu kesepian hanya memiliki beberapa teman saja yang bisa dikatakan cocok dengannnya. Ia berkata terkadang di kampus ia merasa selalu sendirian hanya ditemani buku bacaan, buku tulis dan sebuah bolpoin. 
    Ia melihat disekitar kampus dan melihat beberapa temannya yang lain berkumpul dan tertawa gembira, ketika melihat hal itu dia sangat sedih namun tak bisa untuk mengungkapkannya apalagi melampiaskannya karena takut teman-temannya akan sedih juga. Ia hanya bisa membayangkan dan tersenyum manis kepada setiap orang karena ia ingin setiap orang yang ada di dekatnya merasa bahagia ujarnya kepada saya. Mungkin segitu saja hal yang bisa saya utarakan dari cerita sahabat saya, sebetulnya banyak hal yang sahabat saya ceritakan kepada saya mungkin saya akan membagikan yang lainnya kepada anda di lain waktu.
     Dari cerita sahabat saya ini, saya mengambil kesimpulan bahwa tidak selamanya teman itu sesuai dengan apa yang kita harapkan dan kita idam-idamkan. Kita harus pandai dalam memilih teman, bukan saya mengajarkan kepada anda untuk memilih-milih teman. Tapi dalam kenyataannya teman-teman dekat anda nantinya yang akan mengantarkan anda kepada pintu gerbang kesuksesan anda, dan ingat jangan memilih teman berdasarkan harta/kekayaan yang ia miliki karena suatu saat bisa saja ia lebih kaya dari anda. Maka dari itu pilihlah teman yang satu pemikiran dengan anda dan bisa membuuka wawasan anda dan juga ia memiliki teman-teman yang bisa membantu anda dalam meraih impian-impian anda.