Sunday, 22 September 2013

Cerita dari seorang sahabat

    Saya mempunyai seorang sahabat dekat yang cukup akrab degngan saya. Dia sering sekali mencurahkan isi hatinya kepada saya, ia selalu berkata bahwa saya ini adalah seorang pendengar yang baik. Sahabat saya ini adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi sederhana yang berada di Bogor, saya tidak satu kampus dengan dia. Saya berteman dengannya sejak saya masuk bangku kuliah. Ia seorang teman yang sangat baik bagi saya namun selalu diliputi oleh setiap masalah dalam kehidupannya dan terkadang ia tidak bisa menyelesesaikannya dan meminta saran kepada saya. 
     Sahabat saya ini terkadang menemui saya untuk mencurahkan keluh kesahnya dan kali ini saya akan mencoba untuk mendeskripsikannya kepada anda tapi tentu saja hal ini sudah mendapat persetujuan dari sahabat saya ini. Disuatu ketika saya bertemu dengannya dan ia mulai menceritakan tentang masalahnya yang kini sedang ia alami. Ia berkata bahwa kali ini ia sedang mengalami masalah dengan teman-temannya yang sudah cukup lama ia kenal dan menurutnya teman-temannya adalah teman-teman terbaik yang ia miliki dimana hampir semuanya bersatu melebur dalam suatu kegembiraan dan kebersamaan. Ia sering sekali memuji mereka di hadapan mereka dan kepada saya. 
 
    Ia pikir setelah selama ini mencari suatu pertemanan yang seperti halnya kekeluargaan akhirnya sudah ia temukan. Tapi sayang, semuanya itu tidak bertahan lama hanya selang beberapa bulan kemudian, ia memberitahukan kepada saya bahwa kekeluargaan yang ia bangun bersama teman-temannya ini telah berubah dan seolah-olah retak dan beberapa bagian hancur tidak berbekas. Hampir disetiap pecahan itu berkumpul masing-masing menjadi sebuah bentuk baru dan itu tidak hanya satu, tapi cukup banyak. 
     Beberapa bentuk itu berdiri sendiri, tanpa mau kembali lagi bersatu menjadi bentuk awal yang utuh dan sempurna. Entah apakah benar beberapa dari bentuk itu tidak mau kembali seperti semula atau mungkin mereka ingin namun tidak berani dan terhalangi beberapa hal lain, sehingga seperti terlihat tidak mau kembali menyatu untuk dapat kembali ke bentuk awal. Itulah menurutnya masalah yang saat ini menganggu pikirannya dan terkadang selalu terbayang keadaan dimana ia dan teman-temannya ini saling berkumpul bersama tertawa gembira melebur dalam suatu ikatan. Ia mengatakan kepada saya, ia selalu rindu akan hal itu dan selalu saja teringat kebersamaan dengan teman-temannya ketika melihat foto-foto dulu. Ia sangat sedih dan terpukul akan hal ini, ia sendiri telah mencoba untuk membuat mereka bersatu lagi, namun tujuannya ini mungkin tidak sejalan dengan apa yang dipikirkan teman-temannya sehingga sahabat saya ini memutuskan untuk berhenti melakukannya dan mencoba untuk menghormati kebijakan, kesibukan, keseharian, dan privasi masing-masing temannya. Ia berpikir mungkin inilah jalan satu-satunya, karena percuma bila tadinya suatu api yang besar tiba-tiba padam dan hanya sebagian yang menyala tidak akan berhasil untuk membuat api yang besar lagi, perlu sekali bantuan dan dorongan agar nantinya api yang kecil dapat kembali menjadi besar. 
     Saya sebagai sahabat baiknya hanya bisa membuat teman saya tenang dan mendengarkan saja. Ada satu hal yang selalu sahabat saya harapkan dari teman-temannya yaitu agar mereka kembali bersatu lagi karena kalau boleh jujur sahabat saya ini adalah orang yang menyendiri. Di rumahnya ia tidak banyak memiliki teman yang bisa dikatakan mempunyai hal yang dimiliki teman-temannya dulu. Ia begitu kesepian hanya memiliki beberapa teman saja yang bisa dikatakan cocok dengannnya. Ia berkata terkadang di kampus ia merasa selalu sendirian hanya ditemani buku bacaan, buku tulis dan sebuah bolpoin. 
    Ia melihat disekitar kampus dan melihat beberapa temannya yang lain berkumpul dan tertawa gembira, ketika melihat hal itu dia sangat sedih namun tak bisa untuk mengungkapkannya apalagi melampiaskannya karena takut teman-temannya akan sedih juga. Ia hanya bisa membayangkan dan tersenyum manis kepada setiap orang karena ia ingin setiap orang yang ada di dekatnya merasa bahagia ujarnya kepada saya. Mungkin segitu saja hal yang bisa saya utarakan dari cerita sahabat saya, sebetulnya banyak hal yang sahabat saya ceritakan kepada saya mungkin saya akan membagikan yang lainnya kepada anda di lain waktu.
     Dari cerita sahabat saya ini, saya mengambil kesimpulan bahwa tidak selamanya teman itu sesuai dengan apa yang kita harapkan dan kita idam-idamkan. Kita harus pandai dalam memilih teman, bukan saya mengajarkan kepada anda untuk memilih-milih teman. Tapi dalam kenyataannya teman-teman dekat anda nantinya yang akan mengantarkan anda kepada pintu gerbang kesuksesan anda, dan ingat jangan memilih teman berdasarkan harta/kekayaan yang ia miliki karena suatu saat bisa saja ia lebih kaya dari anda. Maka dari itu pilihlah teman yang satu pemikiran dengan anda dan bisa membuuka wawasan anda dan juga ia memiliki teman-teman yang bisa membantu anda dalam meraih impian-impian anda.

 
 
 

0 comments:

Post a Comment