Saturday, 22 February 2014

Dia

     Dia yang selalu hadir dalam ingatan, Dia yang selalu terbesit dalam pikiran, Dia yang senyumnya membuatku terpanah, Dia yang tingkah lakunya membuatku merindukannya, Dia yang mempesona, Dia yang membuatku menjadi seperti ini. Aku tak tahu harus berbuat apa, disaat aku bersamanya aku merasa ada suatu hal yang berbeda yang tak kurasakan pada orang lain. Dia tampak tak begitu cantik bila dipandang mata ini, tapi entah mengapa Dia tampak sangat cantik bila dilihat dari mata hati ini. Mengapa ketika aku bersamanya aku merasa nyaman dan amat nyaman. Walau aku tahu aku tak begitu mengenal Dia sebegitu dalam, namun aku sangat ingin mengenal Dia lebih dalam lagi. 

     Dia pun sama tak mengenal diriku lebih dalam, namun aku pun ingin mengenalkan diriku lebih dalam lagi padanya. Aku ingin Dia dan diriku mengenal satu sama lain. Entah mengapa aku ingin melakukan ini, tapi satu alasanku adalah karena aku nyaman saat bersamanya bahkan disaat Dia menghubungiku, itulah saat dimana ia membuka semua pintu hatiku untuknya. Disaat aku bersamanya, berjalan bersamanya aku merasakan getaran berbeda entah apa itu aku pun tak tahu. Aku ingin melindunginya dari apapun dan dari siapapun yang akan membahayakannya. Maka dari itu aku selalu dan akan tetap selalu mendoakan keselamatannya karena aku mencintainya.
      Meskipun Dia jauh disana, aku tak tahu Dia dengan siapa dan apa yang Dia lakukan setiap hari, jam dan detiknya. Aku tak tahu rasa apa ini, apakah ini yang dinamakan cinta sejati, aku tak tahu namun yang jelas dan aku pun tak ingin mencari tahu. Dan yang kutahu saat ini aku mencintainya maka dari itu aku akan selalu mendoakan keselamatannya. Walau Dia jauh disana dan tak kunjung mendatangiku dan mengungkapkan rasa yang sama namun aku akan selalu membuka pintu hatiku untuknya. Namun hari yang kutunggu itu tak kunjung datang, hanya ada hari-hari yang terasa sepi tanpa kehadirannya. Aku hanya memikirkan dirinya, menunggu kehadirannya, menunggu hari itu tiba walaupun mungkin akan lama, tapi aku akan setia menunggu sampai Dia menyadari hal yang aku rasakan padanya dan saat bersamanya. Ku akan selalu membuka hatiku saat Dia datang dan saat Dia menerimaku. 
     Walau ku tahu aku tak sempurna tapi aku akan terus mencoba untuk sempurna meskipun aku tahu tak ada yang sempurna. Aku pun rela untuk menjadi sempurna demi Dia. Aku selalu berdoa kepada Tuhan semoga Dia menjadi jodohku dan nantinya menemaniku hingga akhir hayatku, membina sebuah keluarga yang bahagia dan membangun kebahagiaan bersama dengannya. Melewati semua cobaan, halangan dan rintangan yang akan menerpa. Bila ternyata Tuhan di dalam daftar jodonya-NYA tidak ada namaku dan nama Dia, aku memohon kepada Tuhan tolong untuk mengecek sekali lagi mungkin ada kesalahan, namun bila ternyata Dia berjodoh dengan orang lain tolong jauhkan dan aku mohon ganti dengan namaku. Itulah doa yang selalu dan terkadang aku panjatkan kepada Tuhan. 
     Mudah-mudahan Tuhan mengabulkan doaku, aku hanya bisa bersabar dan ikhlas atas apa yang akan terjadi nantinya. Namun aku coba untuk menjadi yang terbaik untuknya, walau aku tahu itu sulit namun aku akan tetap berusaha. Semoga Dia tahu apa yang kurasakan padanya dan Dia pun mengerti. Aku tak mencari sesuatu yang lebih darinya, aku hanya mencari rasa nyaman dan ingin kebahagiaan yang hakiki bila nanti aku bersamanya. Hanya Dia bukan yang lain, hanya ada Dia di hatiku satu untuk selamanya, The Onlyone that I Wanted, Just her not the other woman
Aku hanya lelaki yang mencari rasa nyaman dan kebahagiaan. Apapun alasanku, aku tak punya alasan mengapa aku begini karena cinta tak butuh alasan, hanya ada tujuan dan tujuannya yaitu untuk rasa nyaman dan kebahagiaan. Aku pun tak tahu apa arti cinta tapi aku ingin membangun cinta dan membuat sebuah istana cinta.
Dia yang membuatku seperti ini, membuatku seolah menemukan bidadari surga yang turun kebumi. Kamulah kamuku, bidadari surgaku.




Merindukan Rumah

     Rumah adalah tempat dimana semua keluarga berkumpul. Rumah bisa berada dimanapun dan rumah adalah tempat yang paling menyenangkan. Namun terkadang ada suatu ketika kita harus meninggalkan rumah untuk mencari biaya hidup ataupun menuntut ilmu. Ada yang jauh dan adapula yang dekat, ada yang cepat kembali dan adapula yang sangat lama bahkan sampai tidak kembali lagi ke rumah. Pengalaman keluar rumah, itulah yang saya rasakan ketika saya berada jauh dari rumah dan saya banyak mendapatkan pengalaman baru. 

     Namun, ada suatu ketika dimasa saya rindu dan amat sangat merindukan keluarga dan bahkan rumah saya. Ketika perasaan rindu itu datang, saya hanya bisa memikirkan masa-masa saat dimana saya berkumpul bersama keluarga dan bercengkrama bersama. Saat-saat itulah yang paling dirindukan dari rumah, walaupun terkadang ibu saya sering sekali menghubungi saya melalui handphone tapi terkadang tetap saja kerinduan itu kadang tak terobati bahkan terkadang tak terbendung. Saya pun mengerti kalau saya harus professional dalam meraih cita-cita dan pendidikan saya. 
     Namun dibalik kerinduan yang tak terobati itu saya mendapat banyak sekali hikmah dan pelajaran yang dapat saya ambil untuk kehidupan saya kedepannya. Saat saya jauh dari rumah, saya melihat ke sekeliling tempat kost saya, lalu saya berfikir dan mendapat kesimpulan bahwa inilah gaya orang-orang yang hidup di kota besar. Sejuta lika-liku mereka hadapi di setiap harinya. Inilah hiruk pikuk hidup di kota besar, sempat terbesit di pikiran saya untuk tinggal di pedesaan saja yang jauh dari hiruk pikuk dunia kota besar.
     Merindukan rumah membuat saya tegar dan banyak belajar dari apapun yang saya lakukan sehari-hari. Merindukan rumah membuat saya menjadi lebih mandiri dan mengambil setiap nilai positif dan negative dari setip kehidupan orang. Merindukan rumah membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Merindukan rumah, saya akan selalu merindukan rumah dan saya akan terus belajar dari setiap kegiatan yang saya jalani.


Air Mata

     Air adalah sumber kehidupan, bahkan sepertiga dari Bumi adalah air. Maka dari itu, manusia sebagai makhluk Bumi sangat membutuhkan air dan mungkin bukan hanya manusia saja, tapi semua makhluk hidup yang ada di Bumi. Manusia itu juga terdiri dari air, seperti darah yang ada dalam tubuh yang bentuknya cairan. Dalam tubuh manusia itu perlu asupan air setiap harinya. Banyak air mengalir dan menetes. Kemunculan air sangat dinantikan banyak orang, namun ada air yang sangat jarang sekali keluar dan hanya di waktu tertentu saja. Air itu adalah Air Mata. Air Mata adalah air yang keluar dari mata seseorang karena hal-hal terentu dan terkadang menyangkut perasaannya. Air Mata ini bisa berarti dua kemungkinan. Kemungkianan pertama bila Air Mata menetes pada saat keadaan bahagia maka itu adalah Air Mata bahagia, seseorang yang meneteskan Air Mata bahagia adalah orang yang amat beruntung. 

     Kemungkinan kedua bila Air Mata menetes pada saat sedih maka itulah yang disebut Air Mata kesedihan, Air Mata kesedihan adalah Air Mata yang menetes dari mata seseorang ketika ia sedang bersedih. Air Mata kesedihan inilah yang terkadang membuat orang yang melihatnya terenyuh bahkan bisa ikut menangis. Tapi, dari kedua kemungkinan tersebut apabila ada seseorang yang melihat orang lain meneteskan Air Mata bahagia dan Air Mata kesedihan pasti akan ikut terbawa  suasana. Meskipun tetesannya hanya beberapa kali dan tidak sebesar dan sebanyak air laut, namun bila ada yang mengeluarkan Air Mata, anda pasti akan ikut terhanyut baik dalam kesedihan ataupun kegembiraan. Air Mata juga dapat meluluhkan orang lain yang melihatnya. 
     Ketika seorang ibu menangis di depan anaknya ketika anaknya melakukan kesalahan, anak itu lama kelamaan pasti akan luluh seketika dan akan meminta maaf kepada ibunya. Sama halnya ketika seorang istri menangis saat ia di marahi oleh suaminya, sang suami pasti tak tega melihat sang istri menangis dan pasti lama kelamaan pun juga akan meminta maaf atas perbuatannya itu.
      Banyak sekali sebenarnya cerita tentang Air Mata, yang bila orang melihatnya pasti akan terhanyut dalam suasana orang yang meneteskan Air Mata tersebut. Semua orang pasti pernah menangis, baik itu ketika ia masih kecil ataupun ketika ia sudah besar, ia pasti pernah mengalami hal tersebut. Proses menetesnya Air Mata dari mata seseorang disebut sebagai kegiatan menangis.
     Ada banyak orang yang gampang sekali menangis layaknya bintang film dan adapula orang yang sulit menangis , kalau tidak dalam keadaan tertentu saja. Jangan sekali-kali anda membuat orang lain menangis baik itu pasanganmu, ayahmu, keluargamu atau bahkan ibumu. Sekali anda membuat orang lain menangis maka anda akan menyesal seumur hidup bila anda tidak meminta  maaf tapi terkecuali Air Mata bahagia yang menetes dari orang itu, maka anda akan bangga pada diri anda sendiri. Apa yang anda lakukan saat ini adalah apa yang akan anda terima nantinya.


Hanya sekedar berbagi, tidak lebih.

Thursday, 13 February 2014

Demi Kesehatan Ayah

      Beberapa hari yang lalu saya melihat suatu program acara tv yang bertemakan Talkshow Kesehatan di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Acara itu tidak seperti biasanya yang saya lihat. Kali ini acara itu menayangkan cerita tentang seseorang Ayah yang menderita penyakit yang menyebabkan kerusakan pada hatinya sehingga ia harus bulak-balik ke rumah sakit tiap bulannya. Sang narasumber menceritakan bahwa ia sangat malu ketika harus meminta izin dari kantor setiap bulannya untuk pergi ke rumah sakit. Pada saat itu ia pun meminta saran dokter yang biasanya memberikan pengobatan kepada Bapak tersebut. Dokter tersebut mengatakan “bila Bapak sanggup saya sarankan untuk mencangkok hati dan mencari pendonor yang mau mendonorkan hatinya untuk bapak”. Bapak itu pun pulang ke rumah dan menceritakan apa yang disampaikan dokter tesebut kepada anak dan istrinya. Lalu tanpa dipinta oleh siapapun anak perempuan dari bapak itu, langsung menawarkan dirinya untuk menjadi donor untuk ayahnya. 


      Seketika sang ayah menangis dan tak bisa berkata apa-apa. Anak perempuan itu lalu meminta izin kepada ibunya mengenai hal itu, namun sang ibu tak tega sehingga tak mengindahkan permintaan anaknya itu. Semua yang dilakukan anaknya itu demi kesehatan ayahnya. Anak perempuan itu berkali-kali meminta izin kepada ibunya sampai kurang lebih 3x, hingga yang keempat kalinya sang ibu dengan berat hati sambil berlinang air mata ia akhirnya mengizinkan anaknya untuk mendonorkan sebagian hatinya untuk ayahnya walaupun dalam hati sang ibu ia merasa sangat berat mengatakan “iya” untuk permintaan anaknya tersebut. Itu semua demi kesehatan ayah. Selepas itu mereka bertiga sambil menangis saling berpelukan bersama.

      Sang ayah hanya bisa berkata “apapun keputusanmu ayah sangat menghargai itu, tapi apakah kamu yakin akan keputusanmu?”. Anak perempuan yang kini duduk di bangku kuliah itu berkata, “ayah, aku sudah bulat ingin menjadi donor untuk ayah apapun resikonya yang terjadi nanti kalau sampai perasi ini gagal dan aku meninggal, aku ikhlas karena bisa membantu ayah karena aku kasihan kepada ayah karena harus selalu bulak-balik ke rumah sakit. Inilah keputusanku dan pengorbananku untuk ayah, semuanya demi kesehatan ayah”. Sang ayah semakin sedih dan tak dapat berkata apa-apa. Dia hanya bisa merasa bangga atas apa yang dilakukan anak perempuannya, tapi ia juga tak tega sebenarnya. Sang ibu yang saat itu mendengar hal tersebut kemabli tidak bisa mencegah anak pertamanya untuk melakukan donor itu. Sang ibu hanya bisa menangis dan memeluk anaknya dengan sangat erat, keduanya saling berpelukan dan menangis.

      Kemudian diceritakan setelah musyawarah tersebut, akhirnya tiba waktunya untuk operasi cangkok hati. Dengan izin Tuhan, operasi itu berhasil dan setelah operasi itu sang anak merasa lemah tapi dengan sedikit kesadarannya itu ia ingin sekali menghampiri ayahnya yang sedang terbaring di ruangan lain, karena masih dalam pengaruh obat penenang. Anak perempuan tersebut ingin sekali menemui ayahnya dan meminta maaf kepada ayahnhya, ia takut kalau hari ini adalah hari dan saat-saat terkhir ia bersama dan bertemu ayahnya. Namun keinginannya itu terhambat karena ia tak cukup kuat untuk bangun dari tempat tidur. Di ruangan anak perempuan itu, ia melihat pasien-pasien lain disebelahnya satu persatu meninggal dunia dan ia takut kalau ia akan bernasib serupa.

      Tapi, Tuhan memang maha adil, sang anak perempuan itu ternyata secara berangsur-angsur mulai pulih. Setelah operasi tersebut, berhari-hari setelahnya sang ayah dan anak perempuannya meninggalkan rumah sakit, meskipun sang ayah harus melakukan beberapa terapi untuk mengembalikan fungsi hatinya yang telah dicangkok. Sang ayah mengatakan, setelah beberapa hari ia setelah operasi ia merasi seperti muda lagi dan sang anak yang mendonorkan setengah hatinya untuk ayahnya sekarang juga sudah kembali sehat, bahkan kegiatannya semakin bertambah dan ia baik-baik saja akan hal itu. Di acara itu sang pemabawa acara menanyakan kepada salah satu dokter spesialis hati yang saat itu hadir pula di acara tersebut.

      Pembawa acara menanyakan “apakah hati yang dicangkok itu bisa tumbuh kembali?”. Sang dokter mengatakan, tentu saja bisa tumbuh kembali dan waktunya kurang dari 2 bulan. Tuhan memang maha kuasa, anugerah Tuhan yang maha luar biasa. Sebuah pengorbanan sang anak terhadap ayahnya terbayar dengan manis. Saya melihat acara itu dan pengorbanan sang anak merasa itu adalah suatu hal yang besar dibandingkan dengan apa yang saya lakukan saat ini, saya merasa sebagai anak saya gagal untum memberikan yang terbaik untuk orang tua saya.

      Di saat itu air mata begitu saja menetes dari kedua bola mata saya dan saya tak mampu menahan rasa haru, karena saya merasa saya tak seberani anak perempuan itu atas pengorbanannya demi kesehatan ayahnya. Di bandingkan dengan saya, anak perempuan itu saya merasa sangat kecil dna tak berdaya apa-apa. Tapi saya berjanji pada diri saya sendiri saya akan berusaha untuk membahagiakan dan membuat orang tua saya bahagia .

      Banyak anak yang terkadang lupa akan membahagiakan orang tuanya masing-masing. Maka dari itu mulai saat ini saya mengajak kepada anda untuk melakukan hal yang sama. Kita mulai dari yang terkecil saja terlebih dahulu, walau belum bisa memberikan dan membantu lewat materi, kita bisa membantu dan membahagiakan orang tua kita dengan perbuatan kita dan tingkah laku kita terhadap mereka.








Hanya sekedar berbagi, tidak lebih.

Orang Tua Pengaruhi Anaknya

      Sifat dan sikap orang tua sangat berpengaruh terhadap psikologi anak dan tingkah laku anak. Orang tua terkadang tidak sadar akan hal ini, ia hanya sibuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Padahal di balik itu anak mereke membutuhkan perhatian yang lebih dari orang tuanya. Ada beberapa orang tua yang amat sangat baik terhadap anaknya , itu tidak salah memang hanya saja kurang tepat. Orang tua yang terlalu baik terhadap anaknya akan membuat sang anak merasa sangat kepadanya, sehingga kalau sang anak berbuat salahpun terkadang orang tua tidak akan marah kepadanya atau mungkin hanya marah sebentar dan lalu baik kembali karena merasa itu hal yg lumrah. Namun itu tidak serta merta semua anak seperti itu, hanya ada sebagian anak saja yang terkadang seperti itu. saya juga tidak membenarkan anda sebagai orang tua untuk bertindak kasar dan sampai memukul anak anda. Langkah yang perlu anda lakukan adalah tetap tegas kepada anak anda, tapi dengan catatan harus sewajarnya karena perilaku kasar anda akan membuat psikologis anak anda terganggu.Orang tua terkadang pengaruhi anaknya.


      Buatlah anak anda merasa nyaman di dekat anda dan sehingga untuk meninggalkan rumah dan keluar rumah sekalipun dia akan sangat berat dan pasti akan meminta izin anda. Saya pikir itu bukahlah pengekangan, hanya saja anda sebagai orang tua harus bersikap tegas kepada anak anda. Apalagi perlaku sang anak terkadang terpengaruhi oleh lingkungan sekitar tempat tinggal anda. Banyak orang tua malah terkadang melepas begitu saja anaknya untuk bermain di luar rumah dengan alasan asalkan tidak jauh dari rumah dan tidak mengganggu orang tuanya di rumah yang mungkin sedang melakukan pekerjaan rumah atau kantor yang dibawa pulang ke rumah. Sang anak bermain di luar tanpa adanya penjagaan (untuk anak balita dan 12 tahun kebawah) karena siapa tau kita tidak tau dia bergaul dengan siapa saja dan apa saja yang ia lakukan di luar rumah.

      Beberapa orang tua saat ini tidak tahu cara mendidik anak yang benar, bukan berarti pendidikan yang orang tua ajarkan saat ini tidak benar/salah hanya saja kurang benar dan kurang efektif. Malah yang lebih ditakutkan lagi adalah ketika sang anak malah menjadi boomerang bagi orang tua nantinya. Maka dari itu saya ingatkan lagi kepada anda sebagai orang tua pemilihan lingkungan tempat tinggal untuk sang anak adalah hal yang perlu anda pertimbangkan secara masak-masak sebelum anda memilih dan membeli rumah hunian terutama area bermain anak. Orang tua terkadang pengaruhi anaknya. Karena semua itu adalah salah satu faktor tumbuh kembang sang anak maka dari itu, saya memohon sekali kepada anda sebagai orang tua untuk memikirkan hal-hal kecil yang terkadang terlupakan dan anak pin harus mengerti dan memaklumi keadaan dan kemampuan orang tua anda dalam mendidik anda. Selalu perhatikan pula reaksi dan perasaan orang tua anda dikala anda sebagai anak terkadang memarahi mereka dan membuat mereka merasa sedih.

      Saya harap hal ini dapat menyadarkan beberapa orang tua dan anak-anak yang membaca artikel ini untuk membangun suatu keharmonisan keluarga yang utuh dan bahagia. Orang tua terkadang pengaruhi anaknya. Semua hal yang saya utarakan ini bisa saja salah, karena semua yang saya utarakan disini adalah berdasarkan penelitian dan pengalaman saya pribadi selama saya menjadi seorang anak dan melihat orang-orang disekeliling saya. Maka dari itu bijaklah dalam memilah dan memilih semua yang sudah saya utarakan jangan telan mentah-mentah semunya. Anda dapat menyesuaikannya dan menerapkannya sesuai dengan kebutuhan dan keadaan anda saat ini dan tentunya sesuai dengan prinsip anda sendiri. Jangan terpaku pada apa-apa yang saya utarakan karena saya hanya manusia biasa yang terkadang bisa salah juga.

Terima kasih, maaf bila ada kekuarangan.





Saturday, 11 January 2014

Nasihat Ibu

    

      Ibu adalah orang yang selalu ada di setiap kita membutuhkannya, walaupun kita berada jauh darinya namun doanya tak henti ia panjatkan untuk kita anaknya. Berbicara tentang ibu, saya selalu teringat nasihat ibu yang selalu saya ingat hingga kini yang sering sekali diucapkan oleh ibu saya. Ibu saya berkata seperti ini dalam B.Sunda (Bahasa Daerah Jawa Barat) :
" Jadi jelema mah kudu tungkul, ulah tanggah bisi katajong"
(Kita sebagai manusia harus melihat ke bawah, jangan melihat ke atas nanti tersandung)


      Nasihat yang sederhana namun sangat berarti bagi saya, karena sarat akan makna dan pelajaran di dalamnya. Bila kita tela'ah maksud dari kata itu adalah bahawa adakalanya kita sebagai manusia harus melihat ke bawah. Maksudnya melihat ke bawah bukan selalu harus melihat ke bawah, tapi melihat ke bawah ini dapat diartikan kita harus melihat orang-orang yang berada di bawah kita atau orang-orang yang kurang mampu di bandingkan kita baik dalam segi fisik maupun materi. Lalu kata selanjutnya yaitu jangan melihat ke atas yaitu dapat diartikan bahwa kita jangan terus saja melihat orang-orang yang berada di atas kita atau orang-orang yang lebih mampu di bandigkan kita. Karena semakin kita melihat mereka, semakin kita ingin seperti mereka, hingga nanitnya kita tersandung dan jatuh dalam lilitan hutang dan tersandung ke jurang kesedihan.

      Karena kenyataannya di masyarakat masih banyak yang seperti itu, ketika seseorang melihat orang lain di atasnya membawa mobil atau barang mewah lainnya ia lalu ingin membeli mobil dan yang lainnya, lalu ketika orang di atasnya lebih mampu darinya membeli rumah ia ingin membeli rumah. Walaupun saat itu ia dalam keadaan kurang dari yang di atasnya itu. Lalu apa yang terjadi selanjutnya, yang ada hanyalah keruntuhan atau kebangkrutan menadadak.

      Nasihat ibu saya ini sebenarnya mengajarkan dan manganjurkan saya untuk selalu bersyukur dengan apa yang saya dapatkan saat ini. Ibu saya juga mendidik saya untuk hidup sederhana dan tidak bermewah-mewahan. Nasihat ibu saya ubu sangat baik sekali menurut saya, banyak orang terkadang tidak mengerti maksud dan tujuan dari sepenggal kata-kata di atas dan nasihat orang tua yang terucap. Namun dari kata-kata itu kita di jaka untuk mejadi orang yang sederhana walaupun dalam keadaan lebih dari cukup. Karena nyatanya masih banyak orang yang perlu uluran tangan kita dan toh semuanya yang ada di dunia ini hanya titipan TUHAN. 

       Nasihat ibu saya ini juga bertujuan mengajarkan saya agar selalu bersyukur atas apa yang saya dapatkan sekarang ini. Ibu saya menginginkan saya untuk menjadi orang yang selalu taat beribaadah, karena dengan banyak banyak bersyukur tentu saja cara yang harus kita lakukakan adalah beribadah. Karena semua rizki yang diberikan ini adalah datangnya dari TUHAN dan kita harus mensyukurinya bukan malah sebaliknya. Apa yang kita dapatkan sekarang ini belum tentu orang-orang yang di sekeliling kita merasakan hal yang sama. Maka dari itu, apa yang anda dapat sekarang ini syukuri saja dan selalu ingat akan semua hal yang telah TUHAN berikan kepad anda. Karena dengan begitu anda akan tenang hidupnya, karena anda tidak memikirkan apa yang orang lain punya tapi apa yang anda punya saat ini, pergunakan itu dan syukurilah nikmat yang TUHAN yang berikan kepada anda, semuanya.

       Nasihat ibu akan selalu saya ingat sampai kapanpun, saat saya dimanapun. Ibu terima kasih kau telah membiat anakmu ini sadar betapa pentingnya menjaga kesetaraan dan mensyukuri semua yang telah TUHAN berikan kepadaku. Nasihat ibu akan selalu menajdi mottoku. Terima kasih ibu atas semua yang telah kau berikan padaku salama ini. Salam hangat peluk dan penuh cinta, anakmu.






Teringat Masa Kecil

       Akhir-akhir ini disaat saya sedang libur kuliah, saya diberikan mandat oleh ibu saya untuk mengantarkan adik saya yang berusia kira-kira 6 tahun ke sekolah dasar yang letaknya tidak jauh dari rumah kami. Setiap pagi kira-kira pukul 7 pagi saya mengantar adik saya ini menggunakan sepeda motor. Tidak hanya itu, saya juga menjemput adik saya ketika pulang. Ketika saya sedang menunggu adik saya pulang, saya sering duduk di depan kelas tempat adik saya belajar. Di tempat duduk itu saya melihat banyak sekali naak-anak yang kira-kira umurnya 6-10 tahun. Mereka terlihat begitu senang tak terbebani dengan apapun. Mereka bercanda dengan temannya, berlarian, tertawa  bahkan ada yang menjahili temannya.


        Disaat saya duduk saya berfikir dan teringat masa kecil saya dulu, yang sama seperti halnya anak-anak itu. Mereka seperti seolah tidak mempunyai masalah dan beban dalam hidupnya, mereka bebas kesana-kemari tidak ada yang melarang, terkecuali orang tua mereka yang menunggu dan guru-guru di sekolah itu. Di tempat duduk yang sederhana itu saya terus membayangkan semasa kecil dulu dan terus saja berfikir mengenai apa yang anak-anak ini lakukan. Di sebelah kiri, saya meihat beberapa orang tua yang memberikan arahan kepada anak-anaknya, untuk tidak bercanda dengan temannya, ibunya juga mengancam kalau anaknya masih bercanda juga ia akan memulangkannya. Entah apakah itu sebuah ancamana atau hanya untuk menggertak anaknya agar lebih baik dan diam.

      Berbeda dengan sebelah kiri saya tadi, di sebelah kanan saya melihat seorang ibu yang memberi masukan agar tidak bermain dengan beberapa anak yang menurut sang ibu anak itu tidak baik untuk bermain dengan anaknya. Karena mungkin menurut ibunya itu, anak yang dilarang bermain dengan anaknya ini dia agak sedikit nakal dan tidak mau diam.Tak hanya itu sang ibu pun mengatakan anaknya ini seharusnya bermain dengan anak yang pintar agar anaknya ikut pintar juga. Setelah melihat dua kejadian yang berbebeda itu, terbesit dakam benak saya kalau orang itu sedikit memaksa anak mereka secara tidak langsung, walaupun nyatanya itu demi kebaikan anak mereka. Terkadang orang tua memaksakan kehendak mereka kepada anak mereka dengan alasan ini untuk kebaikan mereka, tapi terkadang apa yang mereka paksanakan tidak sesuai dengna kesukaan sang anak, yang nantinya bila sang anak berontak itu akan menjadi boomerang untuk orang tua itu sendiri.

      Teringat semasa kecil dulu, saya mengalami hal yang sama dengan anak-anak itu. Sekarang saya tersadar bahwa dulu orang tua saya memberi arahan yang tegas seperti halnya yang dilakukan para orang tua di sekolah itu, tidak lain tidak bukan adalah untuk mendidik anaknya dan menginginkan anaknya menjadi apa yang orang tuanya harapkan. Hal ini juga untuk kebaikan anaknya juga. Para orang tua melakukan hal-hal itu adalah untuk menjadikan anaknya lebih baik lagi daripada orang tuanya, itulah harapan para orang tua. 

      Saya baru tersadar sekarang, saya menyesal kenapa tidak dari dulu saya menyadari hal ini. Tapi tidak mengapa, lebih baik telat daripada tidak sama sekali. Anda pasti merasakan apa yang saya rasakan saat ini. Maka dari itu, sebelum semuanya terlambat sadarilah dan renungkanlah akan hal ini. Sampai saat ini saya selalu teringat masa kecil saya. Masa dimana saya tidak mempunyai beban yang berat. Begitu indahnya masa kanak-kanak. Saya hanya berharap kepada anda yang membaca postingan ini, untuk tetap selalu menjaga anak-anak anda dan tidak semena-mena terhadap anak anda.






Friday, 10 January 2014

Kekuatan Seorang Ibu

Cerita ini berawal dari beberapa bulan yang lalu. Ketika itu saya bersama dengan ketiga teman saya pergi ke rumah salah seorang dosen wanita saya dengan tujuan untuk menjenguk anak beliau yang sedang sakit. Disana kami disambut dengan baik dan hangat sekali oleh ibu dosen (begitu saya memanggil). Selang beberapa lama kemudian mulailah obrolan yang membuat hati saya terenyuh dan tersadar akan sesuatu yang sangat saya lupakan selama ini. Di obrolan itu  saya mendengar sendiri cerita dari seorang dosen dan juga seorang ibu yang mangalami kejadian yang kurang meng-enakkan.

Sang ibu dosen bercerita bagaimana pengalamannya ketika ia mambawa anaknya pergi ke rumah sakit, saya tak bisa bilang apa penyakitnya karena saya terlalu sedih untuk menyebutkannya. Sang ibu dosen mengatakan pada keadaan seperti itulah seorang ibu haruslah kuat dan tabah menghadapi segala rintangan yang terjadi terutama yang terjadi terhadap anaknya. Ia pun berkata dikala anaknya sakit, ia harus menahan rasa sedihnya dan air matanya agar tidak keluar, dan digantikannya dengan rasa senang untuk menghibur sang anak, seketika itu pula di saat yang bersamaan ia pun harus memerhatikan suaminya yang sakitnya kambuh tapi tak separah penyakit anaknya.

Dalam keadaan seperti ini, ia harus berfikir dan mengambil keputusan cepat disaat genting ini, karena kalau bukan beliau siapa lagi. Lalu sang ibu dosen berfikir, bila ia terus larut dalam kesedihan siapa nantinya yang akan mengurusi anaknya dan suaminya selain ia. Maka dari itu, ia berusaha tabah dan kuat untuk menghadapi semuanya walaupun kenyataannya dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia tidak kuat untuk  menghadapi semuanya tapi ia memaksakan dirinya untuk bertahan. Sampai akhirnya pun ia berhasil untuk bersikap tabah dan kuat. Hingga akhirnya ia bisa bercerita kepada saya dan teman-teman saya, walaupun dalam keadaan berlinang air mata saat ia bercerita.

Dari cerita beliau dan dari setiap air mata yang keluar dari matanya saya tersadar bahwa peran seorang ibu dan istri amatlah penting di keadaan seperti itu. Itulah kekuatan seorang ibu dalam menghadapi setiap masalah yang menghadangnya. Selama sang ibu dosen bercerita, saya melihat sisi yang lain dari beliau. Karena biasanya saya di kampus hanya melihat beliau yang tegas, ramah, dan bahkan penuh canda. Tapi kali ini saya melihat beliau sebagai seorang ibu yang saat itu harus menemani anaknya dalam menghadapi masalah yang sedang mereka hadapi. Kekuatan seorang ibu begitu berarti bagi sang anak ketika saat seperti ini.

Setelah mendengar cerita sang ibu dosen saya tersadar bahwa peran seorang ibu dan seorang istri sangatlah penting di dalam sebuah keluarga. Walapun banyak orang yang berspekulasi dan mengatakan bahwa wanita itu terkadang lemah, lembut, dan kadang tidak bisa menahan rasa harunya. Tapi setelah mendengar cerita sang ibu dosen sontak spekulasi dari orang-orang itu menjadi tak berarti dan seolah isapan jempol belaka.
Saya sebagai seorang pria yang nantinya akan menjadi seorang suami dan ayah, tak kuasa menahan rasa haru disaat sang ibu dosen bercerita dengan semua celotehan sang ibu dosen yang ia berikan kepada kami. Saya berkata dalam hati saya, inikah kekuatan seorang ibu. Saya mencoba untuk menahan rasa haru itu jangan sampai saya mengeluarkan air mata, karena bukan itu tujuan saya dan teman-teman di kala itu. Tujuan saya dan teman-teman saya adalah untuk menghibur sang ibu dosen yang sedang tertimpa musibah. Akan gagal tujuan saya itu bila saya larut dalam rasa sedih.

Cerita sang ibu dosen di sore hari itu, mengingatkan saya akan kejadian sewaktu adik saya dirawat di rumah sakit. Lagi-lagi ibu yang berperan penting dalam menjaga dan merawat adik saya. Saya merasa ketabahan ibu saya di uji kala itu, dimana ia harus menerima anaknya kesakitan saat tubuh sang anak di pasang selang infus. Mungkin peran ibu saat itu sangat penting, tapi peran ayahpun tak kalah pentingnya juga. Sang ayah selalu mensupport sang anak dan sang ibu dari belakang.

Kekuatan seorang ibu terkadang melebihi kekuatan seorang ayah. Saya berfikir demikian karena membayangkan apa yang dialami oleh dosen wanita saya dan tentunya melihat kejadian sewaktu adik saya dirawat di rumah sakit. Kekuatan seorang ibu ini bukan berdasarkan kekuatan fisik, tapi dalam hal kekuatan batin dan perasaan. Ibu terkadang sulit ditebak, tapi itulah ibu. Itulah kekuatan seorang ibu yang amat dahsyat. Disaat seorang ibu itu dikabarkan oleh dokter ia memiliki janin dalam kandungannya, ia pasti akan sangat gembira sekali menyambut kedatangan sang jabang bayi. Namun ia harus membawa janin itu dalam perutnya kemanapun ia pergi selama 9 bulan, hingga akhirnya sang anak lahir ke dunia. Tak sampai disitu, sang ibu juga harus berjuang antara hidup dan mati dalam melahirkan anaknya. Maka dari itu selalu ingat jasa ibu anda masing-masing, jangan pernah anda mempermainkan seorang wanita, karena ia kelak akan menjadi seorang ibu dan bila anda mempermainkan wanita sama saja anda mempermainkan ibu anda. Kekuatan seorang ibu tak dapat kita kira dan tak disangka sangka seberapa besar kekuatannya, tak terlihat namun kadang dapat melebihi kekuatan seorang ayah.

Hanya sekedar berbagi, tidak lebih.