Sunday, 28 July 2013

Tentang sesatu yang disebut dengan Harta Kekayaan

    Ada yang bilang bahwa kekayaan adalah kemampuan bertahan hidup dengan gaya hidup yang ada tanpa harus bekerja.Ada juga yang mengartikannya sebagai jumlah seluruh harta yang dimiliki oleh suatu subjek yang harta itu bisa dialihkan sebagian atau seluruhnya kepada orang atau badan.Tidak ada yang keliru dengan pendapat-pendapat tersebut, yang jelas dengan semakin berjalannya waktu dan berkembangnya kedewasaan pengertian kita atas kekayaan akan semakin bertambah. Waktu kecil misalnya kita memandang kekayaan hanya sebatas sesuatu yang menyenangkan kita. Dengan kekayaan kita bisa mendapatkan jajanan kesukaan kita. 


    Masuk masa dewasa pengertian kekayaan akan lebih berkembang. Sebagian dari kita menganggap bahwa kekayaan sebagai bagian dari cara orang mendapatkan penghormatan dan penghargaan di lingkungannya. Dengan berbekal anggapan ini kebanyakan manusia (berumur) dewasa akan mencoba meraih kekayaan, mulai dari menapaki jalur pendidikan setinggi mungkin, bekerja di perusahaan bergengsi dan yang populer pada masa kini: membuka usaha sendiri. Dalam periode pencarian kekayaan ini orang akan menggunakan segala daya dan data yang ia miliki.Sampai akhirnya tibalah ia pada kekayaan yang di idam-idamkannya sejak lama. Namun apakah semuanya akan berhenti sampai disitu? kebanyakan orang tidak akan berhenti mencari harta kekayaan.selama manusia tidak menemukan hakekat kekayaan maka selama itulah manusia akan mengerahkan daya kemampuan maksimalnya hanya untuk mencari kekayaan yang berupa harta. Timbulah kemelekatan pada hartanya.Dan tak lama kemudian kita akan mendengar berita bahwa di kota A ada orang kaya yang gantung diri karena frustasi pada kondisi dirinya sendiri.


    Untuk menghindari sekenario buruk di atas. kiranya pengubahan pandangan perlu dilakukan. Beberapa tradisi timur berkata bahwa orang kaya adalah orang yang kondisi jiwanya yang tidak membutuhkan apa-apa lagi.

Ini berarti jiwa yang kaya melepas kemelekatan pada harta dan menyadari bahwa berharta atau tidak berharta adalah kondisi sementara. Sering harta datang berlimpah atau kadang untuk beberapa saat ia pergi untuk kembali.

Orang kaya sejati telah melepas berbagai tendensinya pada kekayaan dalam arti sempit (harta). Secara otomatis ia akan sangat kaya, karena ia mampu meneladani Tuhan yang maha kaya. 

    Tuhan yang tidak membutuhkan APAPUN dari alam seisinya.


        Orang kaya sejati memiliki jiwa yang meneladani ke-MAHAKAYA-an akan selalu dihinggapi perasaan yang luas, perasaan luas inilah yang sejatinya menjadikan harta datang dengan mudah tanpa membebani pikirannya. Ketika ia berkarya. ia berkarya dengan karya yang amat indah dan sangat baik untuk ia persembahkan pada Tuhan tanpa terlalu menghiraukan bayaran apa yang akan didapat. Baginya bayaran berupa harta bukanlah tujuan melainkan sebuah konsekuensi dari karya indah dan sangat baik yang ia persembahkan pada Tuhan untuk kebaikan manusia. Jiwa yang dimiliki orang kaya sejati tahu bahwa segala sesuatu yang berkondisi tidaklah kekal. Karenanya kesadaran dalam dirinya memahami bahwa Tidak patut manusia sebagai hamba Tuhan yang utama melekat pada sesuatu yang tidak kekal. Ketika harta datang padanya ia akan bersikap wajar serta mengucap syukur pun ketika harta pergi darinya ia bersabar. Pendek kata manusia semacam ini memiliki kekayaan di dalam jiwanya sehingga dunia akan mudah tunduk padanya.

Hanya sekedar berbagi, tidak lebih.


Sumber dari sini

0 comments:

Post a Comment