Friday 12 July 2013

Hubungan Uang dengan Jiwa Manusia













Uang mengatur kehidupan kita.

Mungkin ada beberapa orang yang tidak menyetujui perkataan tersebut, ada sebagian lagi orang yang nyata menentang dan berkata "kitalah yang mengatur uang bukan sebaliknya." Bahkan saya pernah menemui sebagian manusia yang memperaktikan semacam ajaran moral dan keunggulan intelektual yang berkata bahwa uang tidak berarti apa-apa, tetapi apapun yang didalihkan adalah sesuatu yang tidak terbantah bahwa semua manusia perlu uang untuk menjalani hidupnya.
Meski begitu uang bukanlah yang paling penting, karena uang tidak memiliki hubungan dengan nilai apapun yang membuat kehidupan ini layak dijalani. Nah sekarang tinggal bagaimana cara kita mengatasi kepelikan ini. Bagaimana kita bersikap pada sesuatu yang sejatinya tidak penting namun berada di pusat kehidupan kita.

Saya telah mengenal banyak orang dengan beragam sikap dalam menanggapi masalah uang ini.Saya pernah melihat para kuli panggul sedang minum kopi murahan di pojok sebuah pasar yang meletakan uang di bungkus rokok dan melipat sebagian lainnya dalam kantong baju atau celananya. Di waktu lain saya sering melihat para pengusaha muda, investor saham yang memiliki kekayaan yang berkelebihan namun belum pernah sekalipun menaruh uang di kantong jasnya.
saya telah menyaksikan orang kaya yang tidak mau berderma karena takut miskin, juga pernah melihat orang miskin yang dengan ringannya memberikan apa yang dia punya
Ada juga orang miskin yang licik hanya demi mendapat kelebihan uang 2000 rupiah dan ada juga orang kaya  dermawan yang menyumbangkan milyaran hartanya untuk membantu pembangunan di negaranya.
Semuanya memiliki satu kesamaan
Cara mereka menyikapi uang merupakan hasil dari cara mereka memandangnya dan bukan soal berapa banyak jumlah uang yang mereka punyai.
Pada tingkat yang paling dasar uang hanyalah masalah yang sederhana yaitu punya atau tidak. Namun pada tingkat selanjutnya uang disangkutkan pada sebuah sisi kejiwaan dan emosi. Uang akan menjadi sesuatu yang sama dengan kehendak anda. SESUAI tidak kurang dan tidak lebih. Mari kita bayangkan dua orang dari kelompok berbeda.
Orang 1 membina kehidupan sesuai dengan apa yang ia rencanakan. Ia merencanakan punya rumah, mobil, pakaian dan Handphone seperti yang diiklankan di teve. Ia memproyeksikan berapa uang yang ia perlukan untik mendapatkan semuanya, dan ada suatu tahap jiwa dimana ia akan merasa miskin kecuali ia memperoleh uang sejumlah yang dia butuhkan untuk memenuhi keinginannya,
Orang 2 memandang uang hanya sebagai alat untuk memperlancar kehidupan. Ia tidak mengeluh karena di sakunya hanya ada kelebihan uang 2000 rupiah dari apa yang dia belanjakan.Ia merasa kaya jika di kantongnya ada kelebihan uang 50 sampai 100 ribu.Dia membuat kebahagiaan pada kehidupannya bukan pada keinginannya.
perbedaan antara dua jenis orang ini bukan terdapat pada berapa banyak kekayaan materinya melainkan lebih pada bagaimana hubungan jiwanya dengan uang. Boleh jadi mereka berdua memiliki jumlah uang yang sama tetapi orang yang mengukur uangnya agar sebanding dengan keinginanya akan sulit untuk bahagia. ketimbang orang yang mencipta kebahagiaan pada kehidupan bukan pada keinginan.
Tidak ada yang keliru pada jenis Orang ke 1 dan orang ke 2. Mereka hanya harus menanggung konsekuensi yang berbeda akibat hubungan jiwanya dengan Uang. Orang bijak berkata jalinlah hubungan yang baik dengan uang dengan jalan yang arif jalan yang tidak memupus nilai nilai yang membuat hidup pantas dijalani, karena dengan demikian kita dapat menentukan jalan mana yang harus kita ambil dalam setiap langkah agar hubungan uang dengan jiwa kita sesuai dengan apa yang selama ini telah kita rencanakan.

Hanya sekedar berbagi, tidak lebih.

Baca juga Siger Tengah sebuah kebijaksanaan jalan tengah

0 comments:

Post a Comment